Gambar 1

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Gambar 2

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Gambar 3

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Gambar 4

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Gambar 5

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Selasa, 20 Maret 2012

Maktabah Syamilah

Maktabah Syamilah adalah salah satu program perpustakaan digital yang memuat ribuan kitab kuning baik karangan ulama salaf terkenal maupun ulama kholaf temporer. dan beberapa diantaranya buletin islami, kumpulan fatwa-fatwa.

Bicara digital library untuk ilmu keislaman saat ini tidak akan lepas dari peran dan fungsi Maktabah Syamelah, kurang lebih sejak sewindu ini Software Kitab Digital tersebut telah menelurkan versi dari mulai 2.0 sampai sekarang 3.42. Software gratisan ini diakui atau tidak telah membantu banyak tholabul ilmi dalam mencari referensi di bidang ilmu-ilmu keislaman. Entah berapa banyak skripsi, thesis dan disertasi yang 'memanfaatkan' kemudahaan fasilitas pencarian di Maktabah Syamilah.

Dari awal kemunculan Maktabah Syamilah versi 2.1 yang hanya bermodalkan 3 GB, kemudian disusul dengan versi berikutnya dengan tambahan muatan 7 GB, kemudian 15 GB, 32 GB bahkan terakhir hingga menggembung sampai 50 GB. Dan sekarang ada yang versi terbaru tergantung masing-masing orang mau menambahi sendiri kitab-kitab yang ia sukai. Penambahan ini memang sangat dimungkinkan mengingat software maktabah syamilah ini membuka kemungkinan untuk mengimpor kitab-kitab tambahan dari berbagai macam format file yang ada.

Untuk menjawab kebutuhan akan bahan bacaan, atau penulisan makalah dan artikel ringan, tentunya Maktabah Syamilah sudah sangat berlebih dengan puluhan ribu kitab yang terkandung di dalamnya.Namun sebagai referensi ilmiah dalam penyusunan karya ilmiah seperti thesis dan disertasi, nampaknya para tholabul ilmu cukup menemui kesulitan, atau akan melakukan dua kali pekerjaan karena banyak kitab dalam Maktabah Syamilah terdahulu tidak sesuai dengan kitab aslinya dalam penomoran halaman maupun babnya.

Nampaknya kesulitan ini mendapat perhatian khusus di kalangan penyusun software ini, karenanya dalam terbitan terbarunya , dikeluarkan versi resmi Maktabah Syamilah 3.41 ( yang kemudian bisa diupgrade ke 3.42) , yang berukuran lebih ramping dari senior-seniornya, yaitu cukup 8 GB ( dengan versi kompresnya menjadi 1,95 GB). Didalamnya berisi sekitar 5300 kitab referensi ilmu keislaman, namun kali ini dilengkapi dengan penomoran halaman dan bab sesuai dengan versi cetaknya, yang disebutkan dengan jelas dalam book card ( bitoqotul kitab). Bahkan kitab-kitab yang termasuk kontomporer pun telah disesuaikan dengan versi cetaknya, seperti Fiqh Sunnah, Fiqh Siroh Al Ghozali serta banyak lagi yang lainnya. Tentu ini adalah sebuah kemajuan yang sangat signifkan, meskipun jumlah kitabnya tergolong 'menyusut' dari sebelumnya. Merujuk pada ungkapan arab, maktabah syamilah versi ini adalah " ma qolla wa dalla " yaitu dalam bahasa Indonesia : singkat tapi padat, atau sedikit tapi berkualitas. Dalam bahasa jawa : cilik tapi mentes !.

Kami udah mempunyai maktabah syamilah dari berbagai versi :

Maktabah syamilah versi 2.00 filenya sekitar 700 Mb terkompresi dan nanti setelah dietxract akan menjadi sekitar 3 Gb berisi sekitar 1800 kitab

Maktabah syamilah versi 2.00 filenya sekitar 700 Mb terkompresi dan nanti setelah dietxract akan menjadi sekitar 3 Gb berisi sekitar 1.800 kitab

Maktabah syamilah versi 3.28 filenya sekitar 5 Gb terkompresi dan nanti setelah dietxract akan menjadi sekitar 15 Gb berisi sekitar 10.000 kitab

Maktabah syamilah versi 3.42 filenya sekitar 1,95 Gb terkompresi dan nanti setelah dietxract akan menjadi sekitar 8 Gb berisi sekitar 5.300 kitab

Maktabah syamilah versi 3.36 filenya sekitar 2 Gb terkompresi dan nanti setelah dietxract akan menjadi sekitar 8 Gb berisi sekitar 5.300 kitab

Maktabah syamilah versi 3.47 filenya sekitar 6 Gb terkompresi dan nanti setelah dietxract akan menjadi sekitar 25 Gb berisi sekitar 16.000 kitab

Bagi rekan-rekan santri atau masyarakat umum, ustadz/ustadzah, mahasiswa/I yang menginginkan tetapi gagal download bisa menghubungi kami. ( HP. 085654933834 / 085866366353 )

Minggu, 11 Maret 2012

MANAJEMEN PREVENSI PENYIMPANGAN SEKSUAL REMAJA DI SMA TRISILA SURABAYA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu aspek mendasar dalam usaha mempersiapkan sumber daya manusia dalam menghadapi proses dinamika kehidupan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara di tengah-tengah pluralitas dan globalilasi. Pendidikan merupakan suatu proses yang berkelanjutan, terus menerus dan berlangsung seumur hidup (long live education) dalam rangka mewujudkan manusia dewasa yang sempurna (insàn kàmil), yaitu manusia yang mampu mengemban tugas sebagai khalifah fi al ardl serta menjadi hamba Allah yang mengabdi kepada-Nya yang menjunjung tinggi dan memegang teguh norma-norma agama dalam kehidupan sehari-hari.1

Pendidikan yang diharapkan adalah pendidikan yang bermutu atau berkualitas. Kualitas pendidikan tersebut meliputi (1) produk pendidikan yang berupa lulusan yang dihasilkan; (2) proses pendidikan; dan (3) kontrol terhadap sumber-sumber pendidikan yang ada. Oleh karena itu, berbagai langkah perlu ditempuh dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan, termasuk di antaranya adalah inovasi desain sistem penilaian pembelajaran.2

Pendidikan yang diselenggarakan merupakan proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang menuntut adanya pergeseran pemikiran tentang paradigma pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran yang bersifat ekspository diubah menjadi paradigma pembelajaran yang bersifat inquiry. Atau dari model pengajaran teacher centered diubah menjadi student centered. Agar mencapai hasil yang optimal, maka proses pembelajaran harus direncanakan, dilaksanakan secara fleksibel, bervariasi, interaktif, inspiratif, menarik, dan menantang peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi peserta didik untuk berkreasi dan berimprovisasi dalam proses pembelajaran.3 Selain hal tersebut, pembelajaran yang baik juga harus dievaluasi dengan menggunakan sistem yang baik pula.

Berkaitan dengan fenomena tersebut, pemerintah berupaya merubah paradigma pendidikan nasional melalui berbagai undang-undang dan peraturan- peraturannya, khususnya yang berkaitan dengan standar nasional pendidikan. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 dinyatakan bahwa "Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Penilaian pendidikan merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik yang berupa kompetensi lulusan."4 Dalam implementasi standar penilaian tersebut, guru dan dosen merupakan komponen yang sangat penting, sebab guru dan dosen merupakan ujung tombak pelaksana teknis dalam proses penilaian. Oleh karena itu, upaya peningkatan kualitas pendidikan dengan hasil belajar yang diinginkan seharusnya dimulai dari peningkatan kemampuan dan keterampilan guru atau dosen dalam hal penilaian pembelajaran. Salah satu kemampuan dan keterampilan yang harus dimiliki adalah bagaimana merancang dan melaksanakan suatu strategi penilaian yang sesuai dengan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai peserta didik.

Sistem penilaian tersebut pada dasarnya muncul dari perubahan paradigma pembelajaran dan merupakan hasil refleksi terhadap eksistensi paradigma lama yang mengalami anomali menuju paradigma baru yang dihipotesiskan mampu memecahkan masalah. Paradigma tersebut diduga kurang mampu memfasilitasi siswa untuk siap terjun di masyarakat.5

Sedangkan paradigma pembelajaran yang merupakan hasil gagasan baru adalah; (1) peran guru dan dosen lebih sebagai fasilitator, pembimbing, konsultan, dan kawan belajar; (2) jadwal tatap muka fleksibel, terbuka sesuai kebutuhan; (3) belajar diarahkan oleh peserta didik sendiri; (4) belajar berbasis masalah, proyek, dunia nyata, dan tindakan nyata; (5) perancangan dan penyelidikan; (6) kreasi dan investigasi; (7) kolaborasi; (8) fokus masyarakat; (9) komputer sebagai alat; (10) presentasi media dinamis; dan (11) penilaian kinerja yang komprehensif. Paradigma pembelajaran tersebut diyakini mampu memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan kecakapan hidupnya sehingga siap terjun di masyarakat.6

Dalam proses pembelajaran yang di dalamnya juga terdapat proses penilaian, paradigma baru sebagai produk inovasi lebih menyediakan proses untuk mengembalikan hakikat peserta didik kepada fitrahnya sebagai manusia yang memiliki potensi untuk mengalami becoming process dalam mengembangkan kemanusiaanya. Oleh sebab itu, apapun fasilitas yang dikreasi untuk memfasilitasi peserta didik dan siapapun fasilitator yang akan menemani peserta didik belajar, seyogyanya bertolak dan berorientasi pada apa yang menjadi tujuan belajar siswa.

Tujuan belajar yang orisinil sebenarnya muncul dari dorongan hati (intrinsic motivation).7 Paradigma pembelajaran yang mampu mengusik hati peserta didik untuk membangkitkan motivasi mereka hendaknya menjadi fokus pertama dalam mengembangkan program pembelajaran. Paradigma tersebut akan membangkitkan sikap positif terhadap minat belajar, sehingga peserta didik siap melakukan olah pikir, rasa, dan raga dalam menjalani aktivitas belajar.

Dari paradigma baru pembelajaran tersebut, maka muncul beberapa model desain pembelajaran dengan student centered learning (pembelajaran berpusat pada siswa), di antaranya adalah Small Group Discussion, Role-Play & Simulation, Discovery Learning (DL), Self Directed Learning (SDL), Cooperative Learning (CL), Collaborative Learning (CbL), Contextual Instruction (CI), Project Based Learning (PjBL), dan Problem Based Learning (PBL).

Berkaitan dengan model pembelajaran di atas, maka pembelajaran di perguruan tinggi, termasuk di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raden Wijaya Mojokerto diarahkan untuk menggunakan pendekatan student centered learning. Artinya, para dosen memiliki kebebasan untuk menggunakan berbagai model pembelajaran yang ada, termasuk model pembelajaran inovatif. Oleh karena itu, sebagai ujung tombak pembelajaran di perguruan tinggi, dosen harus membekali dirinya dengan kemampuan dan keterampilan merancang, melaksanakan dan mengevaluasi berbagai model desain pembelajaran, serta memiliki kemampuan untuk merancang sistem penilaian berdasarkan unjuk kerja (performance bases assessment) yang telah dilaksanakan oleh mahasiswa.

Dalam proses pembelajaran juga dilakukan proses penilaian, di mana dosen mempunyai tugas; 1) memantau dan mendorong kelancaran kerja kelompok; 2) mengatur kelompok dan menciptakan suasana yang nyaman; 3) memastikan bahwa sebelum pembelajaran dimulai setiap kelompok telah memiliki seorang anggota yang bertugas membaca materi, sementara teman-temannya mendengarkan, dan seorang anggota yang lain bertugas mencatat informasi yang penting sepanjang jalannya diskusi; 4) memastikan bahwa setiap sesi diskusi kelompok diakhiri dengan self evaluation;8 5) menjaga agar kelompok terus memusatkan perhatian pada pencapaian tujuan; 6) memonitor jalannya diskusi dan membuat catatan tentang berbagai masalah yang muncul dalam proses belajar 7) menjaga motivasi mahasiswa dengan mempertahankan unsur tantangan dalam penyelesaian tugas dan juga memberikan pengarahan untuk mendorong mahasiswa keluar dari kesulitannya; 8) mengevaluasi kegiatan belajar mahasiswa termasuk partisipasinya dalam proses kelompok dengan menggunakan penilaian berbasis unjuk kerja (performance based assessment).9

Sementara itu, pembelajaran di perguruan tinggi seharusnya menekankan penilaian otentik (authentic assessment) antara lain dengan penilaian model portofolio atau dengan model penilaian berbasis unjuk kerja (performance based assessment). Dalam konteks pembelajaran, portofolio didefinisikan sebagai kumpulan koleksi dari pekerjaan-pekerjaan peserta didik yang menggambarkan perkembangan belajarnya dalam jangka waktu tertentu. Portofolio-portofolio hasil studi dikemas dalam suatu media seperti dalam bentuk buku dan map-map yang berisi karya-karya mahasiswa serta catatan- catatan ringkas mengenai konsep, jurnal, atau komentar mahasiswa mengenai karya-karya buatannya tersebut. Menjelang penghujung masa akhir perkuliahan biasanya portofolio-portofolio itu dikumpulkan untuk dinilai oleh dosen. Dalam hal ini portofolio cenderung hanya dipandang sebagai produk, bukan proses, yang merepresentasikan kemampuan mahasiswa dalam menempuh suatu mata kuliah tertentu. Tak jarang portofolio hanya diperlakukan sebagai setumpuk hasil karya mahasiswa, tanpa input partnership dengan mahasiswa sebagai pekarya yang ‘memiliki’ bangunan pengalaman belajar yang spesifik itu. Penyusunan dan penggunaan portofolio untuk menilai kemampuan mahasiswa bergantung atas cara pandang dosen tentang belajar dan pembelajaran yang dianutnya.

Sedangkan Performance Based Assessment merupakan penilaian yang didasarkan atas unjuk kerja yang telah dilakukan mahasiswa. Dalam performance based assessment, dosen akan mengumpulkan bukti-bukti dan membuat pertimbangan mengenai pengetahuan, pemahaman dan unjuk kerja dari tugas- tugas mahasiswa dan sikap mahasiswa terhadap pekerjaan maupun tugasnya. Mahasiswa akan dinilai untuk menentukan apakah mahasiswa telah mencapai kompetensi sesuai dengan standar yang dijelaskan dalam kriteria unjuk kerja atau belum. Sehingga dengan performance based assessment, pembelajaran yang diterapkan oleh dosen dapat diketahui efektifitasnya.

Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raden Wijaya Mojokerto merupakan salah satu perguruan tinggi pencetak tenaga kependidikan professional (LPTK) di mana para dosen telah berusaha mengembangkan model pembelajaran dan model penilaian inovatif, termasuk di antaranya adalah model penilaian performance based assessment. Berkaitan dengan fenomena tersebut, maka penulis ingin meneliti lebih mendalam berbagai hal yang berkaitan dengan pelaksanaan penilaian yang menggunakan model penilaian berbasis unjuk kerja (performance based assessment).

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, dapat diketahui bahwa masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah penilaian unjuk kerja (performance based assessment) yang dilakukan oleh dosen di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raden Wijaya Mojokerto pada mata kuliah materi pendidikan agama Islam.

C. Pembatasan Masalah

Masalah sebagaimana teridentifikasi di atas, penulis batasi pada masalah penilaian yang dilakukan oleh dosen terhadap mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raden Wijaya Mojokerto yang menggunakan model penilaian Performance Based Assessment pada mata kuliah materi pendidikan agama Islam SMP.

D. Rumusan Masalah

Untuk menghindari bias dan penyimpangan dalam pembahasan, maka masalah dalam penelitian ini perlu penulis rumuskan sebagaimana berikut:
1. Bagaimana konsep performance based assessment ?
2. Bagaimanakah Implementasi performance based assessment pada mata kuliah materi pendidikan agama Islam SMP di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raden Wijaya Mojokerto ?
3. Bagaimanakah kendala-kendala dan alternatif solusi implementasi performance based assessment pada mata kuliah materi pendidikan agama Islam SMP di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Raden Wijaya Mojokerto ?


--------------------------------------

Kalau mau tesis dari bab 1 sampai bab v dan daftar pustaka [tesis full lengkap] dalam format word bisa pesan kesisi